Rabu, 13 Juni 2012

Membangun Kesadaran Nasional

KEHIDUPAN berbangsa dan bernegara akan lebih bermakna jika setiap individu menyadari akan hak dan kewajiban masing-masing. Lalu menikmatinya dengan bijak, yakni sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, menggunakannya dengan tidak memperolok hak-hak orang lain. Serta mengimplementasikan setiap kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab (responsibility). Hingga melahirkan atmosfer kehidupan sosial yang beraroma madani.

Sosialisasi Digital

BERAWAL dari proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 1960-an, yang bernama APRANET (Advanced Research Project Agency Network) dengan ide menghubungkan komputer satu dengan komputer lain pada lokasi berbeda. Singkat cerita, komputer yang dialokasikan di setiap tempat berhasil terhubung secara reversible untuk berbagai keperluan. Hingga, pada tahun 1970-an, proyek ini berhasil menghubungkan lebih dari 100 komputer. Supaya lebih cocok dengan jangkauan koneksi yang makin luas, istilah APRANET diganti menjadi INTERNET atau interconnection networking.

Rabu, 06 Juni 2012

Raja Faisal: "Singa" Padang Pasir (Cikarang Ekspress, 6/6/2012)


GELAR kehormatan sebagai raja tak lekas membuat Faisal angkuh dan sombong layaknya Fir’aun. Ia tak suka memamerkan gelar kebesaran, apalagi dicium tangan atau dipanggil Your Majesty. Ia lebih suka dipanggil brother atau bahkan Faisal. Pada masa kepemimpinannya, banyak keputusan “nakal” ia lontarkan. Seperti: memperbolehkan anak perempuan bersekolah, mengiyakan penggunaaan televisi, dan melakukan embargo minyak ke negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat (Oktober 1973).